Wednesday, November 07, 2007


Soulmate - Kahitna

Ketika engkau datang
Mengapa di saat ku
Tak mungkin menggapaimu

Meskipun tlah kau semaikan cinta
Dibalik senyuman indah
Kau jadikan seakan nyata
Seolah kau belahan jiwa

Meskipun tak mungkin lagi
Tuk menjadi pasanganku
Namun ku yakini cinta
Kau kekasih hati

Terkadang pintu surga
Sukar dimengerti
Semua ini kita terlambat

Saturday, October 20, 2007


Sleep Tight???

Semalem, untuk yang kesekian kali nya, aku ga bisa tidur gara-gara kamu.

Tapi kisah nya sudah berbeda. Kali ini aku gak bisa dengan bebas mengutarakan

semua nya padamu. Senang Juga sedih.

yang pasti, aku mau semua berjalan seperti ini selalu, tanpa menggangu tatanan kita.

Diam, masih menjadi senjata utama ku.


Obrolan kita semalem.. yang entah kenapa membuatku gundah..

namun aku bisa melihatmu bahagia sekarang..


bukankah melihat orang yang kamu cintai bahagia.., itu priceless??

masih setuju kan sayang??


Akankah aku masih bisa tidur nyenyak dalam hitunganmu 218 hari ini..?

Bantu aku...
*disaat semua selalu diakhiri bias*

Saturday, March 10, 2007


100 % - 90% - 80% ...~


Beberapa hari yang lalu, entah hari apa tepatnya.
setelah melalui chit chat yang sedikit panjang dengan seorang teman.
dengan sedikit kaget aku menyimpulkan sesuatu,
Pernikahan adalah bukan alat yang tepat untuk memiliki pasangan mu. UTUH..

mungkinkah ini adalah sebuah jawaban akan pertanyaan, kecemburuan, kecurigaan, yang hampir selalu aku alami?

lalu buat apa ada pernikahan, kalau ternyata ada banyak sekali peluang dan kemungkinan bahwa suatu saat dan suatu hari pasangan kita dengan sengaja atau tidak sengaja mengurangi hak kepemilikan kita atas nya?

Memang tersadar, bahwa aku sebagai manusia hanyalah 'boneka' canggih milik Allah untuk aku perankan dalam hidup ini. Tak boleh aku meminta HakNya atas dia untuk ku sepenuhnya.

tapi apa yang harus aku lakukan, kalau ternyata ada boneka lain merebutnya dariku?

apakah aku masih berhak untuk marah ?


*laki-laki bodoh, perempuan licik, dan istri yang bingung*

...............


Kubuka mata hati untuk merenungkannya
apa yang tlah kulakukan padamu
dalam lubuk hatiku tersimpan penyesalan yang menuntunku akan cinta

dengarlah kasih, kita berdua tlah digariskan dan tlah di satukan untuk bersama
mengapa kah kita harus menyakiti bukankah cinta ada untuk menyatukan perbedaan...

Ruth Sahaya Lyrics . . just love every single word of this lyric.



Thursday, February 08, 2007

jangan

tolong jangan berkomentar, aku hanya ingin menulis, dan menangis.

tolong jangan bercinta di depan ku.
tolong jangan keluarkan kata mesra didepan ku
tolong jangan mendesah didepan ku.
tolong jangan kau paksa aku menutup telingaku.
Tolong jangan paksa aku untuk menutup mataku.

TOLONG TOLONG TOLONG

SIAPAPUN KAMU. TOLONG AKU.

JANGAN DIA DAN DIA.
TAPI KAMU.

biarlah mata dan telinga ku memilih tempat nya sendiri. dengan dipandu hati.

tolong aku.. kemana hati ku?
tolong aku.. sepertinya hatiku bersedih.
tolong aku.. apa ini karena dia dan dia?
tolong aku.. apa yang bisa aku perbuat?

Tuhan kuatkan aku.
bantu aku.
nafasi aku.
bangkitkan aku.
detak kan aku.
alirkan aku.

dalam sedih tak bersudah ini.

*aku harus bangkit, bangkit bangkit bangkit.
aku hanya wanita, perempuan, hawa, bunga, tapi bukan tawa.*
*bantu aku mencari tawa*

Wednesday, February 07, 2007

Kualat..

Pernah tau kualat?
ya itu... kamu kualat ama aku..
kalo kamu janji ama perempuan-perempuan kamu di luar sana,
boleh lah kamu ingkari sekali-kali.
tapi jangan coba-coba ingkar janji dengan istri mu sendiri.

percaya deh..
gak akan ada yang bener, dan lurus kalo kamu 'ingkar' ama istri kamu.

Apa sajalah, kebohongan, pengkhinatan, pengingkaran..

ya.. seperti macam-macam itulah...

Pokoknya inget aja, gak bakalan bisa lurus, berhasil, dan sukses, kalo kamu masih bermain dibelakang istri kamu sendiri...

hahaha....

*maaf ya..kalau kamu baru bisa sadar, bahwa istri kamu pun bisa jahat.. hahaha*

Friday, January 26, 2007


Jakarta

Aku lahir di sini, tapi mungkin Kira-kira baru 7 tahun belakangan ini, aku efektif tinggal dikota yang "SUPER" ini. Jakarta. Super Macet, Super Stress,Super Rame, Super Seru. Super Jorok.. iuuhh...

Jorok Jorok Jorok.

Sebelum aku menemukan kegiatan yang tetap di Jakarta. Iseng aku puter2in kota yang katanya cukup seru ini.
Dari terminal ke terminal, aku coba menghafal, jalur-jalur bis jakarta. sambil mengukur, besarnya jakarta.
aku akui, jakarta memang kota besaaarr.. jarak tempuh dan jaarak waktu yang kita hadapi setiap hari sangatlah panjang. bener kata orang, tinggal dijakarta selain stress, kita bisa tua dijalan.

dengan waktu tempuh normal 30 menit, bisa ditempuh lebih lama dihari2 kerja : 2-2 1/2 jam. bisa dibayangkan, pagi dan sore, kita berkutat dengan macet, belum lagi kalo ada yang kecelakaan, mogok, kebakaran, demo, dan banyak lagi penyebab kemacetan dijakarta.

Kembali lagi pada cerita awal. diawal2 hari, bulan juga tahun, aku terus menerus hinggap dari satu terminal ke terminal lain untuk mengubek ubek kota Jakarta ini.karena memang bis dan angkutan kota saja alat transportasiku. ada 1 terminal yang sampai detik ini, belum pernah kujejakkan kakiku disana. Gak lain gak bukan, Terminal Pulo gadung, dari cerita di sana sini, pulo gadung terkenal 'kejam' untuk ukuran terminal di jakarta. Karena udah denger hal hal yg gak enak di denger, aku memilih untuk tidak mengambil jalur bis yang 'singgah' disana.

jakarta mempunyai berbagai bentuk gedung bertingkat dengan model2 yang lucu, aneh, juga menarik. Seperti layak nya orang desa yang baru pertama kali ke kota besar, aku sangat mengagumi bentuk Jakarta dengan hiasan gedung2 nya.

hal yang menarik dari gedung2 bertingkat pada waktu itu adalah pusat perkantoran. Segitiga Emas, kata mereka. Awal nya aku gak tau , apa itu segitiga emas. yang aku tau, setiap orang yang aku lihat keluar masuk gedung perkantoran bertingkat, terlihat keren dan gaya.

terutama perempuan2 pekerja karier. setiap sore pulang kerja terlihat keren.. ugh.. ingin benar aku bekerja dengan pakaian necis seperti mereka.

Sampailah pada angan2 dan mimpi juga tujuan ku kelak.. Aku pengen kerja keren di gedung2 bertingkat, Gaji gede, pergaulan luas, and Fun with myself... huh.. What a dream... :)

setelah beberapa tahun mengalami pasang surut seiring dengan pasang surut nya kehidupan Jakarta (halahh..), gak tau kenapa, angan2 itu gak juga mau beranjak dari pikiran ku. walaupun gak sampe terobsesi ..

setelah lulus, aku bekerja disebuah perusahaan yang gak begitu besar, pupus sudah rasanya menggapai impian bekerja di gedung2 bertingkat. Lambat laun aku bahkan ga peduli lagi dengan angan2 itu, yang penting konsentrasi kerja.

Entah apa memang ini jalan Tuhan, begitu aku melihat kondisi perusahaan itu sedikit goyang, aku iseng melamar pekerjaan di berbagai tempat. Atau mungkin ini jalan Tuhan, aku dipanggil untuk test dan interview langsung dengan seorang manager di perusahaan lumayan besar dan yang pasti lokasi nya persis seperti angan2 ku dulu. Setelah nego gaji, rupanya gaji nya gak begitu jauh berbeda dengan sebelumnya, miris rasanya saat mengiyakan gaji pertama ku.

Tapi rasanya bukan gaji yang aku cari, akhirnya aku teringat angan2 ku dulu, beberapa tahun yang lalu. Pengen kerja di gedung bertingkat. kucari dan terus kucari, alasan2 yang bisa membuatku merasa semangat dan tak memikirkan gaji yang belum berkembang dari sebelumnya. Teman, pergaulan, pengalaman, suasana, dan masih banyak lagi.

Banyak juga sih yang bilang, buat apa pindah kalau gaji nya gak jauh beda, tapi kerja kan gak melulu gaji?
aku masih fresh graduate waktu itu,apa sih yang bisa aku 'jual' selain pengalaman yang minim?

Aku melangkah mantap dengan pilihanku.
Aku tersenyum mantap mengingat impian ku.

Akhirnya, kuterima pekerjaan itu.

Tuhan terima kasih, Engkau memang Maha Super Pengabul Impian.

Kutemukan satu tambahan SUPER untuk JAKARTA..

KOTA SUPER IMPIAN..


- Taruh Impian mu 5 cm di depan keningmu, supaya kamu bisa melihat terus impianmu. Jangan kau tempelkan Impianmu dikening juga pikiranmu, karena kamu tidak bisa melihatnya selalu. -
(diambil dari buku 5 cm , karya Dhonny Dhirgantoro. bukan kalimat yang tepat, tapi hanya aku ambil isinya. begitulah kira-kira)